Tuhan sedang mendengar gertak dan tangis pribumi Papua
Penulis : Berkat Yogodipo Kedepa, "Tuhan sedang mendengar gertak dan tangis pribumi Papua" [Yogodipo/KP] |
Oleh : Berkat Yogodipo Kedepa, *)
KAWASANPUBLIC.COM - Tuhan sedang mendengar gertak dan tangis pribumi Papua, Sejak hadirnya orang barat, yang, datang bukan saja mengajarkan bagaimana manusia menghidupi dalam tantangan gobal (dunia modernisasi), perkembangan di atas tanah Papua membuka mata dan mata hati untuk mengetahui bernegosiasi dalam dunia global. Kehadiran Inggris, Belanda, portugis dan negara lainnya yang datang ke Papua, bukan saja menghadirkan pemerintahan dan membawa Injil Allah di tanah Papua untuk menyejahterahkan kehidupan orang Papua dan tanahnya, melainkan mencari dan merebut kekayaan dan menjajah orang pribumi bangsa Papua.
Sejak itu juga, perlahan menghilang kemakmuran dan kesejahteraan kehidupan orang pribumi bangsa Papua dan terjadi perubahan dalam pola berpikir yang asli dan cinta akan hukum Tuhan (totaa manaa gaatii) yang Tuhan Allah sendiri berikan untuk orang Papua sebagai peraturan dan hukum serta kekuatan dalam kehidupan orang Papua di bumi Cendrawasih ini. Kehilangan kesemuanya ini, kehilangan akal sehat dan Akal budi dan pemikiran positif orang Papua.
Kedatangan orang barat, membawa kebodohan dan membodohi dengan luapan perkataan manis kepada orang Pribumi Papua. Ajakan dan perintah untuk melakukan aktivitas terhadap orang Asli Papua adalah hanya untuk mengubah kan psikologis dan pola pikir orang Papua dengan kebudayaan dan adat-istiadat mereka.
Dari semua yang mereka tuangkan kepada orang Pribumi Papua, adalah taburan beni kefasihan dan perselisihan di atas tanah Papua ini.
Pada kenyataannya, kita sendiri sedang melihat, menikmati dan merasakan ini. Tangis dan gertak gigi yang kita rasakan dalam batiniah kita, adalah bukan tangis kebahagiaan oleh karena itu, melainkan kehadiran mereka adalah membawa kemiskinan di atas negeri Cendrawasih ini, karena dengan kehadiran mereka bukan untuk memberikan suatu harapan besar bagi orang Pribumi bangsa Papua.
Dalam tangisan kita, salah satu pembebasan kita adalah membebaskan diri dalam pikiran, jiwa, roh dan tubuh melalui pengelolaan sisa kekayaan yang ada ini. Tuhan sang pencipta (Ugata Mee, Monika Mee, Totaa Mee, Totaa manaa yago Mee, niimita Mee), yang menciptakan dan yang memberikan semua yang ada di tanah Papua ini, telah melihat tangisan dan air mata dan luka batin kita, yang, Sejak dahulu kehadiran perampok, penjajah, pencuri, maka Dia sudah mempersiapkan lebih dari yang ada.
Tetap pada posisi. Percaya akan Kristus. Percaya diri. percaya bahwa kemerdekaan Papua sudah di ambang pintu.
Coretan tinta : Adalah salah satu Tokoh Pemuda yang tinggal di Paniai.
Salut Tuhan Berkati terus menulis salam dari yalimo
BalasHapusTerima kasih
Hapus