Berita
Editorial
Mengungsi
Polhukam
Ratusan warga kabupaten Yahukimo mengungsi mengantisipasi perang antara TNI-POLRI dan TPNPB OPM
Ratusan warga manapun di bandar udara kabupaten Yahukimo akan mengunjungi ke lab terdekat [WhatsApp/KP] |
Jayapura, KAWASANPUBLIC.COM - Informasi kemarin,sore terjadi pengungsian keluar besar-besaran sejumlah masyarakat non OAP dari Dekai, Ibu kota Kabupaten Yahukimo. Pasalnya ada kabar operasi militer dan informasi potensi konfrontasi terbuka antar militer Indonesia dengan kombatan tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Organisasi Papua Merdeka (OPM). Dalam keterangan tertulisnya di Wag.pegunungan (17/3/2023)
Dalam ini masyarakat hanya mendoakan saja,Semoga ini bukan bagian dari upaya menjadikan Yahukimo sebagai daerah Operasi Militer (DOM) lagi di tanah Papua.
Menurut nya, Yahukimo merupakan wilayah dengan jumlah populasi OAP terbanyak di wilayah Pegunungan Papua (Lapago). Ujarnya,.
Apabila pemerintah dan otoritas keamanan Indonesia maupun TPNPB tidak memperhitungkan aspek keselamatan warga sipil dengan baik, maka mereka akan rentan menjadi korban. Semoga situasi ini dapat diatasi segera agar tidak menimbulkan ekses negatif jatuhnya korban jiwa di pihak masyarakat sipil.tegasnya.,
Kultur generalisasi yang merupakan akibat mudah curiga seolah semua OAP adalah simpatisan atau bagian dari TPNPB dan semua masyarakat Non OAP adalah bagian dari Indonesia harga mati selama ini, dampaknya sangat berbahaya. Ujarnya.
Ia juga mengatakan,Apalagi melihat selama ini mereka non OAP selalu diperlakukan istimewa dengan berlindung/dilindungi di tiap markas-markas aparat keamanan dan pos militer (Kodim, Polres, Korem, Koramil, Polsek dll). Ujarnya.
Demikian hari ini pun mereka diungsikan keluar Ke Jayapura, Timika dan kampung halaman mereka menggunakan pesawat Herculer milik TNI angkatan Udara. Ini saja sudah menunjukkan dimana posisi TNI/Polri dalam semua kasus kekerasan di tanah ini: cenderung memihak non Papua.
Sedangkan masyarakat OAP sebaliknya. Dibiarkan. Melarikan diri ke hutan, bertahan di rumah saja atau di halaman gereja dll. Sehingga hal itu berpotensi menjadi target/sasaran salah tembak oleh karena pandangan gampangan "generalisasi" di atas tadi.
Oleh karena itu, pemerintah daerah dan assosiasi bupati Pegunungan Tengah yang dipimpin bupati Yahukimo, pimpinan gereja dan lembaga adat serta tokoh-tokoh masyarakat yang ada harus segera angkat suara. Harus berani bicara dan bertindak demi rakyat sipil.
Bila tidak, maka akan menyebabkan banyak nyawa jadi korban. Jangan setelah meninggal baru bilang akan bayar uang kepala, uang kompensasi, bantuan duka dengan narasi tipu lain sebagainya yang semuanya percuma dan omong kosong.
Yang pada kenyataannya tidak akan pernah mampu menghidupkan nyawa mereka yg mati atau menjadi korban sia-sia dari akibat kepentingan dan egoisme para elit lokal, nasional baik sipil, militer, politik dan pemerintahan. (Redaksi)
Sumber: group WhatsApp pegunungan/detiknewstv.com
Previous article
Next article
Belum ada Komentar
Posting Komentar